Gue, sebagai staff osis
yang taat, terpaksa setuju buat ikut semacam seminar tentang cara menulis yang
benar. Gue enggak ngerti apa yang salah sama tulisan gue sampe gue harus ikut
seminar itu. Acara yang dilaksanakan tiga hari itu tentunya bakal bikin gue
yang terbelakang dalam hal pelajaran
makin terbelakang.
Hari pertama seminar
itu dimulai, diisi dengan materi
Manusia
Punya Sejarah Karena Menulis.
Pembicara yang
keliatannya udah separuh baya itu mulai berbicara didepan dengan hebohnya.
terlihat dari sorot matanya kalau dia sangat excited dengan apa yang dia
bicarakan. Sedangkan yang lain? Gue enggak tau apa yang dilakukan sama ‘yang
lain’ kalo gue, gue Cuma nahan badan gue biar enggak koprol mendadak.
“yaak sekarang saya
akan memberitau kalian 10 penulis yang menurut saya adalah penulis paling hebat
sepanjang masa! Mau tau anak anaak?!” kata bapak itu sambil teriak di mic yang
sudah tersedia.
Gue sebenernya mau
jawab kalo gue mau tau. Tapi ternyata tuhan berkehendak lain. Speaker yang
tepat disamping gue ternyata membuat telinga gue bekerja kurang maksimal dan
menyebabkan penebalan pembuluh congek.
“yang pertama adalah
mpu prapanca. Dia adalah yang mengarang kitab sutasoma, pada jaman itu
sebenarnya banyak orang yang lebih pandai dari mpu prapanca. Tapi kenapa dia
yang kita kenal? Karena dia lah satu satunya yang MENULIS!”
Sekali lagi, speaker
masih ada disamping gue.
“tepuk tangan anak-anak!”
Kita semua tepuk
tangan. Gue bingung, kira kira tepuk tangan ini buat mpu prapanca atau gimana?
Dia mulai bicara lagi
menyebutkan penulis penulis prasejarah.
“jadi kesimpulannya
anak anak, manusia ini punya sejarah karena menulis. Bayangkan! Jika tidak ada
nenek moyang kita yang menulis, bagaimana kita tau mereka ada? Hanya akan ada
gosip! Iya kan?”
Pikiran gue Cuma, move
on pak. Move on. Bapak nggak boleh terjebak di masa lalu. Lupain mereka pak..
lupain.
“sekarang beralih ke
H.C Andersen. Siapa yang tau siapa dia? yak! Dia adalah pendongeng anak anak”
Bapak niat tanya enggak
sih?
“dia mendongengkan
cerita-cerita yang dulunya sering diceritakan oleh ibunya. Dan dia tidak hanya
mendongengkan, tetapi juga menulis cerita itu”
Wooow.
“jadi anak-anak bisa
membuat cerpen dengan dongeng yang sering ibu atau ayah kalian ceritakan!”
Miris. Speaker masih
disamping gue. Gue coba inget-inget apa yang dulu pernah ibu gue ceritain. Dan
satu satunya yang gue inget adalah Kancil Nyolong Timun.
“ Jaman dulu, ada
kancil yang nakal dan usil banget. Dia sering nyuri timunnya pak tani. Pak tani
punya istri. Satu cukup. Pada suatu hari, pak tani lagi kesal karena timunnya
sering hilang. Dia memasang jebakan di ladang timunnya. Pada suatu hari lagi, istri
pak tani yang berbakti, mengantarkan makanan ke ladang untuk pak tani. Katika
pak Tani membuka rantang makanan itu, terpampang nyatalah ikan asin yang
digoreng, sambel terasi, nasi hangat, sayur asem. Sayur asemnya masih anget
nduk, bayangkan! Sambelnya cetar membahana ! “ gue melongo.
alhasil gue dan adik
gue yang tadinya udah ngantuk malah jadi ngeces masal.
Cukup sesi tentang
penulis. Ada sesi yang sangat berkesan. Yaitu sesi tulis puisi. Dimana orang
orang menuangkan ide ide cemerlangnya dalam 5 baris kalimat. Gue? Gue sama
temen gue yang sama sama laknat, sebut saja cicin, enggak ngerti apapun.
“cin! Liat puisimu!”
“aku malu liss..” kata
cicin melas.
Gue buru buru ngerebut
kertasnya.
API
Puisi karya Chintya
Api..
Ditiup..
Syuu syuu syuu..
Matii.
Mati!
Oke. Gue laknat tapi
gue enggak seidiot cicin. Gue mulai bangga dengan puisi gue.
daaan jeng jeng jeeng
ini lah puisi gue ! J
Hijau
Puisi karya Alicia
Daun itu hijau..
Karena mengandung
klorofil..
Apa itu klorofil?
Klorofil adalah zat
hijau daun..
HIJAU!
No comments:
Post a Comment